Rahim Pengganti

Bab 68 "Semua akan baik-baik saja"



Bab 68 "Semua akan baik-baik saja"

0Bab 68     

"Semua Akan Baik Baik Saja"     

Della berlari menuju tempat duduk Carissa, wanita itu mendekati Caca dan menjambak rambutnya melihat hal itu membuat Bian mencoba memisahkan mereka namun, Della sudah lebih cepat menyeret Caca.     

"Lepaskan dia, jangan pernah menyakiti istri saya," bentak Bian.     

"Ha ha ha, istri kontrak yang belum tepatnya. Ingat kalian harusnya bercerai setelah anak itu lahir. Kehadiran dia yang membuat kamu melupakan aku Mas," ucap Della. Beberapa pihak kepolisian sudah mencoba membawa Della, dan akhirnya Carissa bisa lepas dari wanita itu. Bian segera memeluk erat istrinya itu, Bian segera memberikan usapan lembut kepada istrinya supaya Caca bisa lebih tenang.     

"Loe bakalan menyesal Ca. Loe orang yang paling jahat, loe merebut semuanya dari gue. Gue gak akan tinggal diam, tunggu gue akan balas semuanya."     

Bian segera membawa istrinya keluar dari ruangan itu, melihat air mata yang mengalir membuat Bian kesal dan ingin marah namun, hal itu tidka mungkin bisa dia lakukan, mengingat saat ini banyak pasang mata yang menatap ke mereka, sehingga Bian mengurungkan niatnya.     

***     

Keduanya sudah, berada di dalam mobil. Bian membawa istrinya segera, di dalam mobil menurut Bian lebih cocok dibandingkan tempat lain, apa lagi kaca mobil mereka yang sedikit gelap sehingga orang yang ada di luar tidak mudah melihat mereka. Duduk di bangun belakang sembari memeluk istrinya, mengusap punggung Caca sudah lebih tenang.     

"Udah jangan dipikirkan lagi, di rumah Mas akan jelaskan semuanya. Jangan mencoba menyimpulkan semua seorang diri. Semua akan baik baik saja, percaya dengan Mas," ucap Bian. Carissa masih terdiam, wanita itu tidak mengerti dengan apa yang membuat Della sangat membencinya, bukan kah mereka adalah teman sejak dulu. Pikiran itulah yang menganggu Caca saat ini, pikiran kenapa dan apa yang menyebabkan dirinya dibenci seperti sekarang.     

Caca kembali mengingat bagaimana kehidupan mereka di panti asuhan, dari kecil hingga Della diadopsi oleh kedua orang tua angkat. Ingatan Caca sudah kembali, sejak dua hari yang lalu, wanita itu mengingat semuanya. Tidak ada satu kenangan pun yang terlewat, Carissa sengaja belum memberitahukan hal itu kepada keluarganya, wanita itu masih ingin mengetahui apa yang menyebabkan Della jadi seperti sekarang, dan alasan itu juga yang membuat Caca meminta suaminya itu untuk mengajak ke pengadilan.     

"Kita pulang?" tanya Bian. Saat ini Caca sudah lebih baik dari sebelumnya, wanita itu sudah tidak menangis lagi. Bian mengangkat kepala istrinya itu membuat keduanya saling menatap satu dengan lainnya, kedua matanya saling bertemu. Bian menyatu, kedua dahinya hembusan naps keduanya sangat terasa.     

"Kamu percaya sama Mas, semua akan baik baik aja. Semuanya akan indah, tidak ada lagi orang yang akan menyakiti kamu," ucap Bian. Caca hanya diam, wanita itu tidak tahu harus bersikap seperti apa yang jelas saat ini dirinya hanya diam mencernah setiap ucapan yang keluar dari dalam mulut suaminya.     

Carissa memaksakan senyumannya, wanita itu lalu menganggukkan kepalanya. Setelah itu Bian segera pindah ke kursi depan, mengendarai mobilnya pergi dari tempat tersebut. Carissa memandang keluar jendela, mata wanita itu berembun Caca menangis dalam diamnya. Wanita itu sungguh sakit melihat Della seperti ini, di saat Della sudah menyakitinya, Caca masih memikirkan wanita itu. Sungguh terbuat dari apa hati, Carissa ini wanita itu dengan mudah merasa iba kepada orang yang tak sepantasnya mendapatkan hal itu.     

***     

Setelah sampai di rumah, Caca langsung masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu akan membersihkan dirinya. Bian yang melihat sang istri berjalan lebih dulu hanya bisa menghela napasnya berat. Dirinya yakin, saat ini Caca membutuhkan waktu untuk sendirian dan Bian akan menjelaskan semuanya nanti, Bian mengerti kenapa Caca bisa bersikap seperti ini karena ingatannya masih belum pulih.     

Oek oek oek     

Suara tangisan Melody membuat Carissa dengan cepat keluar dari dalam kamar mandi, wanita itu langsung menghampiri anaknya yang sudah menangis. Melihat sang Bunda seketika tangisan Melody mereda anak itu tersenyum ke arah Caca.     

"Anak Bunda gak mau ditinggal sendirian ya. Cup cup cup Sayang, sini Bunda peluk," ucapnya lalu membawa Melody ke dalam pelukannya. Anak kecil itu tersenyum dengan lebar, Caca gemas melihatnya segera mengecup seluruh bagian wajah Melody. Suara pintu terbuka, membuat pandangan mata Caca beralih menatap kea rah pintu. Senyum seseorang yang ada di depan sana membuat Caca juga ikut tersenyum.     

"Kenapa? Tadi Mas dengar Melody nangis," ucap Bian.     

"Iya Mas. Saat udah digendong Bundanya, malahan diam sekarang," jawab Caca.     

"Iya sampai Bundanya gendong Cuma pakai handuk aja kayak gini."     

Mendengar ucapan tersebut membuat Caca langsung menatap ke arahnya dan benar saja apa yang dikatakan oleh suaminya itu, saat ini Caca hanya menggunakan handuk untuk menutupi badannya. Hal itu membuat mata Caca melotot tajam, sedangkan Bian hanya menahan tawanya ibu ibu jika anaknya menangis akan berubah menjadi seperti ini. Untunglah saat ini hanya mereka berdua di dalam kamar bisa bahaya jika ada orang lain yang melihat keadaan Carissa saat ini.     

"Mas!!" pekiknya. Caca segera memberikan Melody kepada Bian, wanita langsung berlari menuju kmaar mandi untuk berganti pakaian, meskipun keduanya sudah menjadi suami istri Caca masih saja seriung malu jika mengganti pakaian di depan suaminya itu.     

"Ganti di sini aja, gak apa apa loh Bunda. Pahala buat istrinya berkah buat suaminya," teriak Bian. Dari dalam kamar mandi bisa di dengar suara teriakan Caca yang menjawab ucapan suaminya. Mendengar hal itu membuat Bian tertawa bahagia, Melody yang melihat sang ayah tertawa juga ikut tersenyum hal itu membuat Bian gemas dengan anaknya.     

***     

Malam ini, Caca sudah siap memasangkan beberapa jaket untuk Melody supaya tidak kedinginan. Bian entah kenapa tiba tiba mengajak anak dan istrinya untuk makan malam diluar. Padahal jika mereka pergi sangat jarang bahkan untuk pergi malam Bian tidak akan membawa Melody. Tapi kali ini berbeda, bapak satu orang anak itu sangat semangat untuk mengajak anaknya keluar.     

"Udah?" tanya Bian. Caca menganggukkan kepalanya, pria itu segera mengandeng tangan istrinya dan keluar dari dalam kamar mereka. Melody tersenyum digendong oleh sang Bunda.     

"Kalian mau kemana?" tanya Mama Ratih.     

"Mau ajak mereka jalan jalan Ma. Mumupung malam minggu," ujar Bian. Mama Ratih tersenyum, wanita itu mengangukkan kepalanya, setelah pamit dengan Mama ratih keduanya langsung berjalan menuju mobil yang sudah di siap di depan rumah.     

Mobil yang dikendarai oleh Bian sudah keluar dari komplek perumahan mereka. Malam ini jalanan sangat ramai, mungkin karena malam minggu sehingga banyak pasangan bahkan keluarga yang keluar hanya untuk nongkrong atau makan malam bersama.     

"Lihat Mas, matanya sejak tadi tidak berkedip melihat jalanan," ucap Caca. Bian menoleh sekilas, pria itu lalu fokus ke depan dan tersenyum melihat anaknya yang juga bisa merasakan kebahagian mereka.     

"Melody senang ya Nak, di ajak jalan jalan sama Bunda dan Ayah."     

Tangan sebelah kiri Bian, mengambil tangan Caca dan mengecupnya dengan penuh mesra. Mendapatkan perlakuan seperti itu membuat seketika pipi Caca merona. Tak membutuhkan banyak waktu, keduanya sudah sampai di sebuah tempat yang tidak terlalu ramai tapi juga tidak sepi. Saat turun, menurut Caca tempatnya sangat bagus dan rapi, cocok untuk mereka yang membawa anak makan di tempat seperti ini.     

"Ayo!!" ajak Bian. Pria itu langsung mengandeng tangan istrinya untuk masuk ke dalam. Seorang pelayan langsung menyambut mereka. Bian segera memberitahukan pesanannya, sebelumnya Bian sudah lebih dulu meminta Andrian untuk mengurus semuanya. Ini juga teman yang di rekomendasikan oleh Elang dan Jodi, menurut mereka tempat ini sangat cocok saat Bian mengajak anaknya juga.     

##     

Hula. Selamat membaca ya, dan semoga kalian suka dengan kisah ini. Bab selanjutnya akan ada sedikit konflik tapi yang banyak adalah kebucinan Bian. Stay tune guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.